Kau Pun Terbakar Juga, Kami Percaya: Sekepal Reinterpretasi, Rekonstruksi, Rejuvenasi

Oleh Rudolf Dethu.


Sebagian besar dari Musikatorians bisa jadi telah mendengar kabar tentang Kami Percaya Kaupun Terbakar Juga. Sebagian kecil lagi mungkin terlalu sibuk menertawakan Jusuf Kalla & Golkar—yang ultra kalang kabut campur tengsin gara-gara kekalahan mereka yang sungguh memalukan—hingga tak tanggap dengan dinamika musikal yang sedang menderu seru.

Sejawat yang bengong-bingung, judul yang disebut di atas adalah sebentuk album penghormatan, ekspresi pelampiasan obsesi, ungkapan rasa cinta gigantik, terhadap Koil. Jaka Kandaga & Vidi Nurhadi, sang duo penggagas, bukan kebetulan memang penggemar fanatik band brilian asal Bandung tersebut. Dan mereka merasa menjadi aficionados saja tidaklah cukup. Mereka bilang,

Kami adalah penggemar KOIL, dan kami ingin berbuat sesuatu yang ‘lebih’ dalam mengekspresikan kecintaan kami terhadap band ini, juga tentunya, terdokumentasikan

Kapital yang cuma Rp 600 ribu (hasil dari penjualan kaos fans) terima-kasih-Elvis-Yang-Maha-Esa bisa diwujudkan oleh Jaka & Vidi menjadi sebuah album kompilasi gara-gara sokongan solid barisan band pendukung. Juga, kendala modal cekak ini disiasati dengan menihilkan proses audisi atau seleksi, kabar perekrutan band partisipan pun tak diberitakan secara terlalu luas—siapa berminat monggo ikutan. Masing-masing dari mereka lalu melakukan mastering dan penduplikasian sendiri. Hingga akhirnya niat yang telah gencar diwacanakan sejak November 2008 bisa terealisasi pada Juni 2009.

Karya keroyokan ini hanya dicetak dalam bentuk cakram digital sejumlah 100 keping saja. Kelompok musisi yang berpartisipasi, berjumlah 12 band, berasal dari bineka daerah semisal Bandung, Jakarta, Malang juga Yogya. Di antaranya Amazing In Bed, the Moms Berdarah, dan Screaming Factor. Bak dengan sengaja mengamalkan ideologi Otong dan Rekan, album kompilasi ini pantang diperjualbelikan. Materi ini digratiskan. Pula dapat diunduh via internet. Salah satunya lewat Musikator.

Benar, A Tribute To Koil ini bukan semata cetusan kasih berlebih, tapi juga sekepal tinju kuat ke udara tentang menjadi merdeka-mandiri, Do-It-Yourself.

Ayo bersama Nyanyikan Lagu Perang terhadap paradigma Rock ‘N’ Roll usang!

disadur dari sini